Awal telepon dibuat hanya terbatas pada telepon tetap (fixed line telephone). Namun sejak 3 April 1973, kita telah dikenalkan pada suatu teknologi telepon genggam, atau yang sekarang banyak orang menyebutnya dengan nama handphone (HP). Saat ini, handphone telah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Selain untuk berkomunikasi, ternyata handphone juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup, penampilan, tren dan prestise (gengsi).
Dengan kecanggihan teknologi, kini handphone telah dibuat dengan
berbagai macam bentuk dan ukuran, sehingga semakin menarik dan semakin
bermacam-macam. Fitur-fitur yang ditambahkan didalamnya, juga sangat
kompleks. Mulai dari kamera digital, radio FM, pemutar MP3/MP4, video,
dan berbagai jenis permainan yang sangat menarik.
Teknologi telepon genggam atau telepon seluler, adalah merupakan
gabungan dari teknologi telepon dengan teknologi radio yang mengirimkan
sinyal suara melalui gelombang radio. Karena bersifat nirkabel
(wireless), maka telepon tersebut sangat memungkinkan untuk terjadi
adanya komunikasi bergerak.
Di Indonesia terdapat dua teknologi handphone, yaitu: Global System for Mobile Comunication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA). Secara prinsip, perbedaan antara keduanya adalah: cara penggunaan kode dan pemancar frekuensi yang digunakan.
Di Indonesia terdapat dua teknologi handphone, yaitu: Global System for Mobile Comunication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA). Secara prinsip, perbedaan antara keduanya adalah: cara penggunaan kode dan pemancar frekuensi yang digunakan.
GSM (Global System Mobile Comunication)
GSM awalnya adalah merupakan akronim dari Group Special Mobile, yaitu:
sebuah badan gabungan dari para ahli di Amerika yang melakukan studi
bersama, untuk menciptakan suatu standar GSM. Kemudian, akronim GSM
diganti dengan Global System for Mobile Comunication. GSM mempunyai
pengertian sebagai sistem telekomunikasi bergerak yang menggunakan
sistem seluler telepon digital. Sistem ini memiliki banyak kelebihan
bila dibandingkan dengan telepon tradisional, dan diantaranya adalah:
suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, efisiensi spektrum atau
frekuensi meningkat, mempunyai kemampuan optimal sistem yang ditunjukkan
dengan kemampuan kompresi dan coding data digital. GSM menggunakan
teknologi enkripsi (pengkodean) sebelum pesan suara dikirimkan, sehingga
keamanan data menjadi lebih terjamin. GSM beroperasi pada frekuensi 900
– 1800 MHz.
Teknologi digital ini juga menggunakan handset yang sangat ringan,
simpel, dan kecil, karena menggunakan semacam chip digital untuk
Subscriber Identification Module (SIM). Teknologi ini akan memungkinkan
untuk penambahan subscriber baru sebagai layanan tambahan seperti: voice
mail, call waiting, dan Short Message Service (SMS).
Operator seluler di Indonesia yang mendominasi penggunaan teknologi GSM diantaranya adalah: Telkomsel, Indosat, Axis, Exelcomindo, dan Three.
Operator seluler di Indonesia yang mendominasi penggunaan teknologi GSM diantaranya adalah: Telkomsel, Indosat, Axis, Exelcomindo, dan Three.
CDMA (Code Division Multiple Access)
Untuk pertama kalinya, Code Division Multiple Access (CDMA) digunakan
pada Perang Dunia ke-II oleh tentara sekutu untuk menggagalkan upaya
Nazi Jerman dalam menyadap informasi dari mereka dengan cara 'mengacak
pengiriman pesan'.
Informasi yang dikirim dan diterima biasanya berbentuk digital. Data digital ini kemudian dikirim sebagai sinyal radio dengan melalui jaringan nirkabel, dan menggunakan kode unik untuk membedakan masing-masing panggilan. Dengan begitu, teknologi CDMA memungkinkan lebih banyak orang untuk berbagi gelombang udara pada saat yang bersamaan, tanpa adanya gangguan sinyal di udara.
CDMA menggunakan konsep multipath fading, yaitu: ketahanan sinyal terhadap pantulan gedung-gedung sehingga, CDMA mampu menerima dan menggabungkan sinyal menjadi lebih baik. Ada dua jenis telepon seluler yang mendukung penggunaan teknologi CDMA, yakni:
Informasi yang dikirim dan diterima biasanya berbentuk digital. Data digital ini kemudian dikirim sebagai sinyal radio dengan melalui jaringan nirkabel, dan menggunakan kode unik untuk membedakan masing-masing panggilan. Dengan begitu, teknologi CDMA memungkinkan lebih banyak orang untuk berbagi gelombang udara pada saat yang bersamaan, tanpa adanya gangguan sinyal di udara.
CDMA menggunakan konsep multipath fading, yaitu: ketahanan sinyal terhadap pantulan gedung-gedung sehingga, CDMA mampu menerima dan menggabungkan sinyal menjadi lebih baik. Ada dua jenis telepon seluler yang mendukung penggunaan teknologi CDMA, yakni:
- jenis pesawat yang dikategorikan sebagai mobile handset, dengan ukuran dan fungsi seperti ponsel pada umumnya, dan ...
- jenis pesawat berupa fixed wireless terminal, yang bentuknya menyerupai telepon tradisional rumah biasa, namun nirkabel.
Salah satu kelemahan sistem CDMA adalah cakupannya yang terbatas karena,
menggunakan frekuensi 1900 Khz. Berbeda dengan GSM yang menggunakan
frekuensi 900 – 1800 MHz, yaitu: semakin tinggi frekuensi, akan semakin
kecil jarak yang bisa di-cover oleh sebuah Base Transceiver Station
(BTS).
Mulai tahun 2007 Indonesia sudah membuat standar frekuensi untuk sistem
CMDA yaitu pada 800 Mhz. Operator seluler di Indonesia yang mendominasi
penggunaan teknologi CDMA antara lain: Telkom (Flexi), Bakrie Telekom
(Esia), Mobile-8 (Fren), dan Smart.
Telepon genggam, dewasa ini berfungsi untuk melakukan dan menerima
panggilan telepon. Selain itu, juga untuk mengirim dan menerima pesan
singkat atau SMS (Short Message Service). Untuk handphone kalangan
menengah dan kelas atas, biasanya dilengkapi fitur untuk
bertukar/berkirim foto/gambar melalui layanan MMS (Multimedia Message
Service), browsing ke internet dengan layanan WAP (Wireless Application
Protocol) dan GPRS (General Package Radio Service), bahkan ada juga yang
bisa menonton televisi di handphone dan video call berkat fitur 3G
(Third Generation). Dengan adanya fitur 3G, komunikasi dan cara
memperoleh informasi menjadi lebih cepat, suara lebih jernih, bertukar
data menjadi instan, dan berbagai kemudahan lainnya bisa didapatkan.